Saya hampir aja jadi korban penipuan pekerjaan sampingan online.
Ceritanya awalnya begini.
Sepertinya saya pernah mengisi sebuah lowongan pekerjaan tambahan dari iklan di Instagram. Entahlah saya tidak begitu ingat persisnya. Lalu saya melupakannya.
Hingga suatu sore ada seseorang yang mengaku dari Indeed, sebuah situs lowongan kerja, menawarkan pekerjaan sampingan yang kerjanya mudah hanya dari hp aja dengan komisi Rp 10ribu per tugasnya..
Tanpa pikir panjang saya menyanggupi dan langsung diarahkan ke seorang admin dan diundang ke grup komunitas di telegram.
Selanjutnya saya diberi tugas untuk mengikuti akun sosial media Indeed di Facebook, Instagram dan Youtube. Untuk ketiga tugas awal ini saya diberi komisi Rp 40ribu yang langsung ditransfer saat itu juga. Saya diminta membagikan bukti penerimaan komisi di grup untuk saling memotivasi member yang lain.
Tugas berikutnya mulai agak mencurigakan.
Saya diminta mengirim sejumlah uang minimal Rp 200ribu untuk meningkatkan besaran komisi pada tugas berikutnya. Katanya saya tidak perlu khawatir karena uang tersebut akan dikembalikan berikut bonus.
Saya sempat ragu. Tapi kemudian memutuskan untuk transfer karena diyakinkan oleh bukti yang dikirimkan member-mber lain di grup yang sudah menyelesaikan tugas dan dapat bonus.
Kayaknya aman. Kalopun uangnya tidak kembali toh jumlahnya tidak terlalu besar. Begitu pikir saya.
Selagi saya menunggu proses pengembalian uang, tiba-tiba ada seseorang yang japri saya. Katanya, dia pernah mengikuti pekerjaan sampingan sejenis dan jadi korban penipuan. Sudah mengirim sejumlah uang tapi bonus yang dijanjikan tidak kembali.
Waahh, saya jadi was-was. Sementara itu di grup, member-member lain bergantian mengirimkan bukti penerimaan komisi. Bahkan ada beberapa member yang sejak awal saya join grup terus dengan semangat memotivasi untuk melanjutkan tugas-tugas yang diberikan.
Saya diberi tahu bahwa mereka itu sebenarnya termasuk anggotan kompolatan penipu yang tugasnya sengaja ngomporin member-member baru yang berhasil direkrut agar percaya.
Karena penasaran, saya bilang di grup bahwa sudah sejam sejak saya mengirim uang tapi belum ada tanda-tanda saya akan menerima komisi.
Eh, ga lama sejak saya komplain di grup, admin akhirnya mengirimkan bukti transfer uang saya dikembalikan beserta bonus sebesar Rp 40ribu. Kemudian saya diberi tugas lagi dengan imbalan komisi naik jadi Rp 20ribu.
Saya masih mengerjakan tugas-tugas selanjutnya dan berhasil mengumpulkan komisi lagi sebesar Rp 70ribu.
Lalu saya dapat tugas mengirimkan uang lagi. Namun kali ini jumlahnya lebih besar. Yaitu minimal Rp 800ribu. Dan seperti sebelumnya, dijanjikan uangnya akan ditransfer balik beserta bonus R p 180ribu dan komisi pekerjaan selanjutnya naik jadi Rp 50ribu.
Memang sangat menggiurkan bukan? Bisa dapat uang dengan mudah hanya dalam hitungan menit. Siapa yang tidak tergoda coba?
Disini saya mulai ragu. Seandainya benar ini adalah penipuan, resiko uang saya yang hilang jadi lebih besar lagi, meskipun kemungkinan dapat komisinya lebih besar juga.
Tapi kemudian saya memutuskan tidak mau ambil resiko. Saya bilang admin bahwa saya tidak sanggup transfer uang sebanyak itu dan saya kehilangan kesempatan untuk mendapatkan komisi lebih besar.
Ya sudahlah. Toh saya sudah dapat uang total sebesar Rp 150ribu. Lumayan dong 😁😁
Ketika saya mau balik ke grup, ga nyangka grupnya tiba-tiba hilang. Sepertinya saya langsung dikeluarkan dari grup karena tidak mau melanjutkan tugas yang diberikan.
Waduh, sepertinya kecurigaan saya terbukti. Orang-orang tadi adalah komplotan penipu.
MasyaAllah, saya beruntung sekali bisa berhenti tepat pada waktunya. Sebelum saya terjerumus lebih dalam dan kehilangan uang lebih banyak lagi, Allah mengirimkan orang baik kepada saya dan memberikan peringatan.
Hanya ada sedikit penyesalan karena saya memberikan data asli dan foto selfi pada saat verifikasi di awal. Soalnya saya tidak curiga sedikitpun jika ini adalah penipuan. Ya Allah, mudah-mudahan sih aman.
Ternyata modus penipuan pekerjaan sampingan semacam ini memang sedak marak terjadi. Modus ini dinamakan penipuan jenis soceng (social engineering) atau istilahnya dalam bahasa Indonesia adalah rekayasa sosial.
Penipu memanfaatkan kejadian-kejadian sosial yang sedang tren terjadi di masyarakat untuk menipu korbannya. Seperti apk yang disamarkan dengan foto resi pengiriman, undangan pernikahan, dll yang tujuannya mencuri data di hp korban.
Penipuan soceng dan jenis-jenis penipuan lainnya pernah dibahas di kanal Youtube Mr Bert bersama pakar kejahatan siber Alfons Tanujaya, berikut ini.
Lalu, bagaimana cara yang efektif agar terhindar dari penipuan? Pak Alfons memberikan tipsnya, yaitu:
- Pasang aplikasi True Caller atau Get Contact untuk memfilter telpon dari nomor tidak dikenal
- Gunakan password manager bitwarden untuk mengelola kata sandi
- Gunakan one time password
Untuk lebih jelasnya silakan simak video di atas pada menit 18.50.
Kejadian ini jadi pelajaran yang sangat berharga untuk saya. Terlebih karena saya berjualan online yang memang nomor whatsapp saya sudah tersebar dimana-mana, sehingga bisa jadi sasaran empuk para penipu.
Semoga Allah selalu melindungi kita semua🤲
Promo Tokopedia Buy 1 Get 1
Baca juga :