Sudah lebih dari 10 tahun sejak saya pertama kali mulai belajar bisnis online. Dan seperti halnya pebisnis online pemula pada umumnya, kondisi bisnis saya turun naik. Namun demikian, hasilnya setiap bulan baru cukup untuk menambah uang belanja dapur dan jajan anak-anak. Belum cukup untuk biaya hidup. Apalagi berlebih untuk ditabung. Hasilnya masih terasa kurang.
Banyak hal yang menjadi penyebabnya. Bisa jadi salah satu diantaranya adalah niat yang salah. Mungkin karena saya merasa sebagai ibu rumah tangga, bukan pencari nafkah utama. Niat saya waktu itu memang bukan untuk memperbaiki penghasilan, tapi hanya untuk menambah pemasukan keuangan keluarga.
Innamal a’malu binniyat begitu kata hadist Nabi. Sesungguhnya amal tergantung dengan niat. Oleh karena niat saya berbinis cuma sekedar menambah penghasilan. Maka pantes aja hasilnya juga cuma tambahan aja.
Mungkin juga penyebab kondisi bisnis saya belum terasa hasilnya adalah karena saya tidak fokus. Saya sering kali tergoda mengikuti tawaran macam-macam bisnis. Mulai dari reseller makanan, obat-obatan herbal sampai fashion. Semua saya coba jualin.
Saya punya banyak sekali angan-angan. Daftar keinginan saya banget-bangetan 😀
Ingin ini ingin itu banyak sekali (sambil nyanyi lagu Doraemon 😀 )
Kalo kata pepatah orang tua, kejar 2 kelinci, maka ga akan dapat satupun.
Karena banyak yang saya kejar sekaligus dalam satu waktu, malahan ga ada satu pun yang bisa saya dapatkan.
Padahal faktanya, setiap bisnis itu punya potensi berhasil. Sayangnya, bisnis sebagus apapun, jadi tidak berhasil karena saya tidak fokus. Fokus saya terbagi ke banyak hal, karena banyaknya keinginan. Akhirnya ga ada satu pun yang terwujud.
Sekarang saya mengerti bahwa punya banyak keinginan dalam satu waktu itu tidak baik.
Alhamdulillah saya dapat nasihat bagus dari Entreprenuer id. Silakan disimak sharingnya berikut ini ya
Fokus Mengejar Angka Cukup
Kalo mau memperbaiki penghasilan, sebaiknya menggunakan konsep fokus “KEJAR ANGKA CUKUP” dulu.
Apa itu angka cukup?
Angka cukup adalah jumlah nominal yang dibutuhkan setiap bulan, agar hidupnya gak kurang.
Tentunya angka cukup setiap orang akan berbeda-beda.
Misal, pengusaha yang masih single dan tinggal dengan orang tua, besaran angka cukupnya tidak sebesar mereka yang sudah menikah dan punya anak.
Kalau masih single, mungkin kebutuhannya per bulan hanya seputar paket internet, jajan, kasih orang tua, saving dan sedekah.
Bandingkan dengan yang sudah punya anak, angka cukupnya meliputi makan, air, listrik, internet, kebutuhan anak, nafkah orang tua, saving, sedekah, dan mungkin bayar cicilan jika ada.
Terlihat beda, kan?
Dan yang menjadi masalah adalah, kebanyakan pengusaha tidak tau berapa angka cukup bulanannya. Inilah yang menjadi penyebab penghasilannya bermasalah.
Kalo jualan, jualan seadanya, karena ga punya target penghasilan. Gaya hidup tidak terkontrol. Gampang naik, susah turun. Bisa dengan mudahnya cari pinjaman, karena uang selalu kurang akibat ga ada manajemen yang baik. Boro-boro untuk nabung, untuk memenuhi kebutuhan dasarnya aja masih kurang. Uang selalu habis…
Wahhh..itu mah saya banget 😀
Padahal kalo tau angka cukup, ada banyak hal yang bisa dilakukan.
Misal, kalau bisnis lagi lesu, bisa segera melakukan perbaikan. Karena hasil bisnis mengancam kelangsungan hidup. Atau misal bisnis lagi bagus, ada lebih untuk bisa ditabung. Gak over spending alias boros.
Nah, bisa tau angka cukup itu bermanfaat banget, kan?
Bagaimana Menghitung Angka Cukup?
Untuk mengetahui angka cukup yang dibutuhkan, bisa dihitung dengan pendekatan seperti berikut ini.
“Kebutuhan Bulanan + Tabungan untuk Kebutuhan Masa Depan”
Jadi buatlah rincian kebutuhan perbulan. Misalnya:
- Makan
- Belanja
- Internet
- Air + listrik
- Cicilan (kalau ada)
- Target sedekah
- dll
Buat juga rincian untuk menabung berapa setiap bulan. Misal, butuh uang 6 juta untuk sekolah anak, yang akan dipakai 1 tahun lagi. Maka dihitung aja, nominal dibagi waktu yang tersisa. Contohnya 6 juta dibagi 12 bulan = 500ribu.
Jadi harus nabung 500ribu per bulan di luar kebutuhan hidup, supaya pas waktunya butuh, ga pusing mikirnya.
Nah, kalo sudah tau angka cukup, maka fokuslah kesana. Cari tau caranya bagaimana bisnis bisa menghasilkan sebesar angka cukup. Jangan mikir kemana-mana dulu ya 😀
Terus bagaimana kalau angka cukupnya terlalu besar? Sementara bisnis belum besar banget?
Persis kondisi saya nih 😀
Ternyata solusinya ada dua.
- Evaluasi Gaya Hidupnya
Siapa tau gaya hidup terlalu tinggi dan banyak pengeluaran ga penting yang bisa dicoret.
Atau,
2. Sabar
Yaakk…beneeer. Kudu sabar. Habis mau gimana lagi? Masa ngutang? hehe…
Memang harus sabar, sambil menuju ke angka cukupnya, mulailah dari yang kecil dulu.
Misal angka cukupnya 20 juta/bulan, tapi bisnis ga pernah profit 5 juta per bulan. Ya jangan lompat langsung ke 20 juta.
Buat otak terbiasa dengan beban kecil dulu, baru naikan targetnya. Kalo langsung tinggi, nanti otak ga bisa membayangkan cara mencapainya. Ujung-ujungnya hanya jadi angan-angan semu.
Sip ya? 🙂
Kesimpulan
Jadi kesimpulannya, dalam satu waktu disarankan punya 1 target yang jelas. Kalau terlalu banyak, nanti otak bingung mau memprioritaskan yang mana dulu.
Dan kalo memang ingin memperbaiki penghasilannya, sebaiknya kejar dulu angka cukupnya.
Hitung dengan rinci berapa kebutuhan per bulan, lalu carilah cara untuk mencapainya. Kalau sudah bisa mengunci penghasilan per bulannya, baru naikkan angkanya secara bertahap.
Bisnis adalah proses. Sekarang mungkin ada yang hasil bisnisnya masih ratusan ribu. Gapapa, tapi jangan lama-lama disana.
Tetap harus selalu bersyukur sambil mencari cara untuk menaikkan angkanya untuk memperbaiki penghasilan. Nanti insya Allah akan naik ke jutaan, terus naik ke belasan juta, terus naik ke puluhan juta, dan seterusnya.
Jadi kalau selama ini penghasilannya masih dibawah angka kebutuhan, mungkin karena fokusnya bukan kesana.
Oleh karena itu, coba fokusnya diubah untuk memperbaiki penghasilan. Begitu fokusnya berubah, Insya Allah kondisi hidup juga akan ikutan berubah.
Semoga sharing tips praktis untuk memperbaiki penghasilan ini bermanfaat.. Semoga bisnis dan kehidupan kita semakin baik dari waktu ke waktu. Aamiin ya robbal alamiin.
Baca juga :