Sosial media bagi saya adalah sebuah keajaiban. Bagaimana tidak? Keajaiban sosial media membuat saya berubah. Saya yang tadinya seorang pemalu, gugup kalau ketemu orang baru dan minderan, bisa tampak supel dan terbuka di sosial media.

Kamuflase? Munafik?

Mungkin ada yang mencap begitu. Ga tau juga sih. Ga baik juga toh kalo punya prasangka buruk terhadap orang lain.

Faktanya, menurut data We Are Social pada Januari 2018, saya merupakan satu diantara 130 juta pengguna aktif media sosial lainnya dari keseluruhan populasi di Indonesia. Dan platform media sosial yang paling banyak digunakan adalah Youtube dan Facebook.

Saya sendiri memiliki akun di beberapa sosial media. Tapi yang paling sering saya gunakan setiap harinya adalah Facebook, Instagram dan kadang-kadang Twitter. Ga ketinggalan Whatsapp untuk media komunikasi kepada keluarga, teman dan pelanggan. Ada juga Line, Telegram dan aplikasi lainnya tapi hanya sesekali aja saya buka.

keajaiban sosial

Update status di sosial media sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Rasanya ada yang hilang kalo ga update sehari aja 😀 Mulai dari melek mata sampai merem lagi, ada aja kegiatan yang mesti diupdate.

Bahkan kegiatan yang ga penting pun ga ketinggalan diupdate juga.

Saya ingat sampai ada beredar meme lucu membandingkan ibu-ibu jaman dulu dan jaman sekarang.

Ibu-ibu jaman dulu kalau anak sakit ambil bawang merah + balsem terus dibalurin ke badan anak.

Ibu-ibu jaman sekarang, ambil hp, buka sosmed, update status “cepat sembuh yaaa…kesayangan Bunda”

Ada yang kesindir? hehe 😀

Meski begitu keajaiban sosial media seperti dua sisi mata pisau yang memiliki dampak positif dan negatif tergantung dari pemanfaatannya.

Sudah banyak cerita tentang pasangan suami istri bercerai gara-gara pasangannya selingkuh dengan teman dari Facebook. Banyak juga cerita orang tertipu hingga puluhan juta karena tergiur barang murah yang ditawarkan seseorang di Facebook. Belum lagi cerita penculikan, perundungan (bullying), penyebaran berita hoaks dan dampak merugikan lainnya.

Begitulah jika sosial media dimanfaatkan secara keji oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Namun bagi saya keajaiban sosial media memberikan dampak positif yang sangat besar, tidak hanya untuk saya sebagai pribadi tetapi juga kelangsungan bisnis-bisnis saya.

Sejak awal saya menggunakan sosial media, terutama Facebook, untuk mencari dan menemukan kembali teman-teman lama semasa sekolah. Kebetulan waktu itu saya menjadi penggagas reuni sekolah dan sedang mengumpulkan data teman-teman yang sudah terpisah lama.

Melalui Facebook-lah saya bisa menemukan kembali teman-teman lama, sehingga menyambung kembali komunikasi yang sempat terputus setelah lulus sekolah.

Baca juga : Apa Kabar Facebook Hari Ini?

Selain itu, saya juga memanfaatkan Facebook untuk promosi bisnis-bisnis saya. Saya mempelajari Facebook Marketing, mulai dari self-branding, memasang iklan Facebook, dan memanfaatkan Facebook sebagai “kantor operasional” kegiatan bisnis online saya. Saya membuat banyak grup untuk training, presentasi bisnis dan jualan produk.

Dari situ saya bertemu dengan banyak teman baru. Jaringan bisnis saya berkembang tidak hanya di wilayah tempat saya tinggal, tapi menyebar luas, tidak hanya di kota-kota besar di Indonesia bahkan sampai ke pelosok desa wilayah perkebunan.

Bertemu dengan banyak teman baru membuat saya  jadi mengenal banyak karakteristik orang yang berbeda-beda. Ini jadi bekal buat saya untuk tidak mudah baperan dalam menghadapi banyak pelanggan yang macam-macam pula sifatnya.

Meski berteman dengan banyak orang, saya tetap harus memilih siapa saja yang saya ikuti dan tampil dalam beranda saya. Orang-orang yang suka pasang status mengeluh, mengumpat atau mengumbar kata-kata atau perilaku negatif, akan saya unfollow. Bahkan kalo perlu saya unfriend dan block sekalian biar saya ga bisa lihat apapun tentang orang itu.

Dari Facebook pula lah saya menemukan produk-produk untuk dijual di toko online saya. Sampai saat ini ada lebih dari 4 jenis produk yang telah saya jual di bidadarishop.com. Dan yang paling terbaru adalah produk camilan yang sedang saya siapkan alat penjualannya berupa web penjualan dan akun sosial media pendukungnya.

Baca juga : Jualan Online Lewat Marketplace

Oleh karena itu, saya pun berusaha sebaik mungkin untuk menggunakan sosial media untuk hal-hal yang bisa memberikan manfaat, tidak merugikan diri sendiri atau orang lain.

Salah satu tujuan sosial media adalah penggunanya bisa bebas berbagi konten apa pun. Ini yang bisa bikin saya betah berlama-lama berselancar di sosial media. Begitu banyak konten-konten menarik yang dishare oleh orang-orang yang bisa saya manfaatkan, bukan saja untuk saya pribadi tetapi juga kepentingan bisnis.

Mulai dari resep makanan, tips praktis sehari-hari, sampai ke materi jualan laris dan entreprenership pun semua ada di Facebook.

Bahayanya.., kalo sudah asyik browsing terkadang malah sampai lupa waktu. Sekarang aja saya lupa kalo belum masak nasi hehe…

Jadi kesimpulannya, pintar-pintarnya kita aja deh permisah. Cerdas dan bertanggung jawablah dalam menggunakan sosial media agar keajaibannya bisa kita rasakan seoptimal mungkin.

Setuju ya? 🙂

Catatan; Artikel ini adalah artikel hari kelima dari 30 hari tantangan menulis blog oleh Blogger Perempuan network. #bloggerperempuan #Day5 #BPN30DayChallenge2018

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.