Sehelai daun luruh dari tangkainya diterbangkan angin yang berhembus perlahan. Hujan turun rintik-rintik, namun seberkas sinar matahari menyembul diantara gumpalan-gumpalan awan kelabu menghangatkan bulir-bulir air hujan yang menempel di helai demi helai rerumputan yang terhampar laksana permadani alam. Lukisan indah Sang Maha Pencipta Keindahan.

Aku dan kamu berdiri di seberang jalan. Memandang ke satu-satunya tempat aku dan dirimu pernah menghabiskan suatu masa bersama. Terpana. Terpesona. Terkejut. Takut. Perasaan campur aduk menyatu manakala teringat kenangan yang terukir disana, suka maupun duka, tetap terpatri dalam ingatan kita berdua. Dulu. Kini. Sampai nanti.

Kamu mendekat. Berdiri di hadapanku dengan rasa canggung yang kentara, terpantul dari sorot matamu yang tajam. Menatapku lekat-lekat seakan ingin menembus jauh ke dalam relung hatiku. Mencari tahu apa yang tersirat dalam bayangan mataku saat aku balik menatapmu. Tebersit rasa yang dulu selalu kupendam saat tatapanmu singgah di wajahku. Rindu yang kusimpan rapi di sudut hati yang terdalam untukmu. Hanya kepadamu.

Seulas senyum tersungging di bibirmu yang indah. Lalu, tanpa sepatah katapun terucap kau meraih jemariku untuk kau tautkan di jari jemari kuat milikmu. Mengalirkan kehangatan dari puncak ubun-ubun hingga ke ujung kaki. Menggetarkan seluruh sendi-sendi di tubuhku yang mengigil kedinginan. Entah oleh angin yang berhembus kencang atau sentuhanmu di jariku. Aku merona. Kubalas senyummu dengan kerlingan mataku. Dan akupun tersipu.

Kau semakin mempererat genggamanmu di tanganku saat pipiku bersemu merah menahan malu. Hatiku terasa hangat hanya dengan memandang senyuman menghiasi wajahmu yang teduh. Apakah ini mimpi atau kenyataan? Aku dan kamu tak akan pernah tahu. Namun, tatkala mata saling menatap, jari saling menggenggam dan hati saling bertaut, tak perlu seribu kata untuk mengerti apa yang ada dalam hatiku dan hatimu. Cukup dalam diam aku dan kamu saling memahami. Bahwa hanya ada satu kata yang melukiskan apa yang dirasakan oleh hati yang saling merindu. Cinta.
170409 2227

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.